Judul: Sepuluh Hari Keliling Eropa
Penulis: M. Sya'roni Roffi
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: September 2015
Hal: 263 Halaman
Selayang pandang:
Setelah baca buku ini ... saya merasa miskin 😂😂
Menurut saya ini mah. Soalnya, setiap menyebutkan biaya yang digunakan baik dalam dollar maupun euro, dompet saya menjerit. Berpikir keras, "untuk mengumpulkan sebanyak itu, butuh berapa lama?"
Iya, saya pesimis tapi realistis.
Rata-rata biaya yang diperlukan untuk masuk ke satu museum atau destinasi tertentu itu sekitar 10-15 dolar. Untuk makan dan penginapan sekitar 25-50 dolar. Kalau perjalanan, rasanya lebih baik pakai bus saja, sekalian menginap di bus biar lebih hemat :"D
Silakan dicek saja, kira-kira berapa banyak yang musti dikumpulkan, wkwk
Oke, mari fokus pada pembahasan utama.
Beruntungnya saya menemukan buku ini di iPusnas, tanpa drama seperti Minggu lalu (aplikasinya tidak bisa diakses, jadi terpaksa download pdf ilegal). Beruntungnya juga, topik yang dibahas sangat menarik perhatian saya. Keliling Eropa, siapa yang tidak ingin?
Menceritakan tentang mas Sya'roni, yang sedang kuliah S3 di Turki, dapat undangan seminar di Berlin. Nah, mas-nya ini tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Nekadlah beliau mengunjungi beberapa negara selama di daratan Eropa. Urutannya dimulai dari Jerman, Belanda, Paris, lalu terakhir Barcelona, Spanyol.
Mas Sya'roni dengan sangat detail menceritakan perjalanan beliau, dari destinasi yang memerlukan biaya sampai yang gratis. Rekomendasi hostel sampai tempat makan. Bahkan beliau mencantumkan biaya transportasi baik pesawat, kereta cepat, maupun bus antar negara. Sangat memungkinkan pembaca untuk hitung-hitungan budget seandainya berencana pergi ke salah satu negara di Eropa.
Kalau saya ditanya, negara mana yang mau dikunjungi? Setelah membaca habis buku ini. Jawaban saya adalah Spanyol (biarpun Paris menggoda minta dijamah). Tidak seperti negara yang lain. Spanyol punya sejarah tersendiri dengan peradaban islam. Terutama Andalusia.
Sayangnya, di buku ini, Spanyol khususnya Andalusia, tidak diulik secara detail. Berbeda dengan Berlin, Jerman beserta beberapa kota di sana (Jerman juga jadi destinasi yang menggoda buat dikunjungi). Saya menduga, mungkin karena Spanyol merupakan tujuan terakhir dari perjalanan mas Sya'roni kala itu. Tenaganya jadi habis di tengah jalan (bercanda!).
Gambar yang dilampirkan pun hanya di Cordoba saja (sebagian besar dokumentasi dalam buku, milik pribadi mas Sya'roni). Padahal, ada banyak objek wisata menarik beserta sejarahnya. Yang paling menarik perhatian saya:
Reruntuhan Istana Az-zahra di Cordoba, Spanyol
Medina Azzahra atau dikenal sebagai kota yang bersinar ini merupakan sebuah istana dan pusat pemerintahan kerajaan Islam pada tahun 900-an Masehi di Cordoba. Tempat ini juga merupakan sebuah kota pemukiman yang indah yang dibangun di atas kontur lahan bertingkat 3. Di tingkat teratas merupakan pusat pemerintahan, tingkat kedua adalah pemukiman warga, dan yang terbawah adalah taman yang indah.
Medina Azzahra terletak sekitar 13 km dari pusat kota Cordoba. Situs ini ditemukan para arkeolog pertama kalinya pada tahun 1910 silam. Sejak saat itu, dimulailah penggalian dan penelitian reruntuhan Medina Azzahra hingga pada 1923, situs ini dinyatakan sebagai situs bersejarah. Di tahun 2014, Medina Azzahra masuk ke dalam salah satu warisan budaya dunia. Dan hingga kini, Medina Azzahra tidak pernah sepi dari turis dari berbagai belahan dunia.
Disuruh review malah curhat, wkwk. Yah, intinya begitu.
Ayo Mbak ke Spanyol bareng 😀
BalasHapusYeay, nemu teman yang punya mimpi sama. Semoga kalian bisa mendapatkan kesempatan itu ya...
HapusIya bener, Eropa rasa timur tengah. Jadi inget sama kisahnya Jengis Khan nih akuu :D
BalasHapusEropa adalah benua kedua yang ingin kujelajahi setelah Asia. 😍
BalasHapus