Pak Andi

Apa yang akan saya tuliskan kali ini, akan jadi pengingat betapa cerobohnya saja sebagai proktor, serta bagaimana musibah (saya anggap demikian) tidak selamanya terasa pahit.

Kamis, 15 Februari 2018 menjadi hari kedua simulasi UNBK 2018. Saat di mana siswa diberi bayangan akan bagaimana ujian nasional menggunakan komputer nanti.


Seperti hari pertama simulasi, saya berpikir, semua akan berjalan lancar seperti biasanya. Paruh pertama anak-anak mengerjakan soal dengan serius, paruh kedua sahut-sahutan mencocokan jawaban. Karena posisi saya sebagai proktor sekaligus kakak di asrama, sulit sekali untuk digubris anak-anak agar tidak ribut meski ini hanya simulasi.

Sayangnya, simulasi hari kedua tidak berjalan sesuai harapan.

Setelah menyiapkan server seperti biasa. Memastikan anak-anak kelas tiga log in dan mengerjakan soal yang diujikan. Saya beranjak ke kelas dua. Sekedar memberikan tugas.

Seingat saya, simulasi baru berjalan tiga puluh menit. Dan saya mendapat laporan listrik tiba-tiba mati. Sudah pasti karena tegangan tinggi.

Saya tidak panik. Tahun lalu pernah kejadian serupa dan Alhamdulillah simulasi berjalan seperti sedia kala. Yang kali ini, tidak demikian.

Setelah saya menyalakan komputer yang menjadi server, menjalankan exambrocbtsync (aplikasi server unbk) seperti biasa, virtual machine (vm) tidak mau memroses perintah dari cbtsync. Saya masih biasa saja. Masih bisa saya atasi, saya pikir demikian.

Mungkin perlu di restart.

Maka saya matikan vm, mengeluarkan cbtsync lalu memuat ulang komputer. Dengan seperti ini biasanya sudah bisa.

Prosesnya saya ulangi. Membuka cbtsync, menghidupkan vm, menunggu proses, dan tampilan eror kembali memenuhi layar. Saya mendesah. Kenapa harus ada kejadian seperti ini. Padahal simulasi sudah berjalan satu jam lebih.

Kembali saya restart komputer. Mengulang proses yang sama. Namun kali ini saya merekam step-stepnya. Lalu saya kirimkan rekaman tersebut ke grup whatsapp khusus sekolah penyelenggara unbk.

Tidak ada respon.

Saya pikir, mungkin yang satu wilayah dengan saya sedang menjalankan simulasi juga, jadi tidak sempat serta mungkin juga tidak tahu mengenai permasalahan saya.

Akhirnya saya putuskan untuk menghubungi helpdesk kabupaten. Pak Yonal namanya.

Meski agak lama, beliau akhirnya merespon keluhan saya. Saya diberi petunjuk bagaimana cara mengatasi cbtsync saya yang tidak mau merespon. Setelah klik sana sini dan tetap belum berhasil, Pak Yonal menyarankan untuk membuat vm baru lalu sinkron ulang setelah membuat tiket bantuan di web unbk.

Dengan berat hati (karena ini artinya mengulang kembali semuanya dari awal), saya mengikuti petunjuk Pak Yonal.

Selesai mengajukan sinkron ulang dengan menggunakan tiket bantuan di web unbk pada pihak provinsi, ada pesan whatsapp mampir ke ponsel.

Kira-kira seperti ini percakapan saya dengan nomor yang tidak ada fotonya.

+62895xxxx : Udah bisa pak andi

Saya melongo. Mungkin salah sambung, saya pikir begitu. Saya balas.

Saya: Maaf, pak?

+62895xxxx : Maaf buat apa nih

Saya : Anu.. itu bisa apanya yah pak?

+62895xxxx : Itu di grup smp pak
Haduhhh ga konek haha

Saya senyam-senyum. Ternyata ada juga yang memerhatikan keluhan saya. Tidak boleh berburuk sangka itu memang benar adanya. Buktinya, beliau sampai repot-repot chat saya.

Lalu saya jelaskanlah duduk permasalahanya serta penyelesaian yang saya dapat dari Pak Yonal. Saya tambahkan kenapa saya bisa nggak konek dengan pertanyaan beliau ini.

+62869xxxx : Gilaa hahahaa
Dari awal atuhh
VHD pas beres sinkron ga di copy emang pak?

Saya: Makanya pak, hayang ceurik saya haha (read: ingin nangis saya)
Nggak pak, saya lupa

+62869xxx : Sabar pak ini ujian

Ujian berbasis komputer haha

Baca chat yang satu itu, asli saya rasanya ingin banting ponsel seketika. Tapi saya tertawa saja saat baca ulang. Di saat saya panik (karena cbtsync yang enggak jalan juga), masih ada hal yang saya tertawakan.

Saya balas: Anak yang ujian saya yang pusing

+62895xxxx : Itu tandanya guru yg mau berbagi. Bagus pak

Saya: Tapi kalau dipikir-pikir, saya kasihan juga sama anak-anak. Nungguin begini.
Duh, kapok saya.

Saat itu saya meminta anak-anak belajar dan malah ditanggapi dengan bermain game komputer ramai-ramai. Karena saya sedang was-was menunggu tindak lanjut dari provinsi, akhirnya saja abai saja.

+62895xxxx : hahaha ga papa pak, yg namanya simulasi malah manfaatkan cari error
Kalau saya gitu, jadi nanti udah faham teknis pas pra unbknya

Saya: Iya pak. Ini simulasi jadi buat proktor juga haha

+62895xxxx : Iyaaa betul ahhaaa

Saya: Jadi bisa disiapkan antisipasinya haha

+62895xxxx: mantabb pak betul he

Setelah percakapan tersebut, saya kembali menekuni server. Mengulang semua proses dari awal.

Yang saya herankan dari bapak ini adalah, apakah beliau tidak memerhatikan foto profil whatsapp yang saya pasang beserta nama saya yang tertera di sana?

Karena dari awal sampai akhir, si bapak ini terus memanggil saya ‘Pak Andi’. Bahkan menyebutkan kalau saya orang Jakarta, gara-gara saya menggunakan bahasa sunda. Terus beliau keheranan kenapa saya yang orang Jakarta bisa sunda.

Saya menyimpulkan, bapak ini kenal dengan Pak Andi tadi. Mungkin, beliau sudah mensave nomor saya dengan nama Pak Andi.

Tapi saya kekeh heran, foto profil gaib yah?

FIN

#OneDayOnePost #ODOPBatch5

#INICERITAKOMEDIKU #TantanganMingguKeempat

4 komentar:

  1. Rada bingung kalo bukan org teknik, tapi bagus cerita pengalamannya, nice

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe~ ^^
      Saya juga bukan orang teknik sebenarnya XD

      Makasih mbak udah mampir~ ><

      Hapus
  2. hahaaa,,, halo Pak AndiπŸ˜‚

    BalasHapus

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...