Foo dan Rapat

Foo, si peri cahaya, mengumpulkan semua anggota keluarga Kim (Jonghee bersikeras bahwa mereka anggota keluarga, bukan peliharaan). Di halaman belakang asrama, di samping Guard Sunrise. Bahkan, Will sampai dikeluarkan dari kamarnya. Padahal wujudnya hampir mengalahkan lemari pakaian.

"Ini gawat! Benar-benar gawat! Nggak bisa ditolerir lagi!" sayap transparsn mengepak cepat di punggung. Foo terbang mondar-mandir selayaknya orang yang menunggu lahiran.

Will, si Griffin, melenguh di naungi rindang dedaunan Mother of Plantae. Gil, si bocah emas, memerhatikan dengan seksama gerakan peri yang menjadi sulung di antara anggota Kim. Sedang Kkamjong, anjing siberian husky yang nyaris berumur, mendeking saat Alvina, si kucing persia, menggosok-gosokkan kepala ke lehernya.

Tak ada satupun dari anggota keluarga Kim yang dapat berbicara (juga normal, sepertinya) kecuali Foo. Biarpun begitu, Foo tetap mengumpulkan mereka. Entah mereka mengerti atau tidak.

"Gara-gara Dia, kita jadi diabaikan. Jonghee tidak pernah memerhatikan kita lagi. Kita sudah dibuang!" Seru Foo berapi-api.


Tetap tidak ada tanggapan.

"Hei, bocah emas!" panggil Foo melayang ke depan wajah Gil (kalau bisa dibilang wajah. Karena tidak ada mata juga hidung dan lain-lainnya di sana). "Kapan terakhir kali Jonghee mengajakmu bermain keluar?" sambung si peri cahaya.

Mungkin, kalau Gil punya alis, dia bakalan menautkan kedua benda tersebut hingga bertemu. Tidak mengerti dengan pertanyaan Foo. Bukan jenis pertanyaan yang bisa dijawab 'ya' atau 'tidak'.

"Ne? (Iya?)" jangan bertanya dari mana suara Gil berasal. Foo hanya tahu anak emas itu menanggapi pertanyaannya.

"Lalu kamu, Alvina!" saking terkejutnya si kucing persia melompat di tempat begitu tahu Foo sudah di depan mata. "Kapan terakhir kali Jonghee memandikanmu?" wajah mungil Foo sudah dibuat segarang mungkin. Nahas, ukurannya yang tidak lebih dari sepuluh senti, membuatnya terlihat imut daripada seram.

"Ini tidak bisa dibiarkan! Mau sampai kapan Jonghee terus mengurusi game dari pada kita!" saat menyerukan kalimat tersebut, tahu-tahu Foo sudah kembali ke tempatnya semula. Lima puluh senti dari hadapan anggota keluarga Kim yang berjajar. Tiga puluh senti melayang di udara.

"Pokoknya, mulai besok, kita adakan mogok! Mogok makan! Biar Jonghee tahu rasa! Masa kita yang bernyawa tidak diurusi, sedangkan game si--" sadar ada anak di bawah umur, Foo melarat kalimatnya. "--game yang bikin lupa segalanya, lebih eksis daripada kita."
Daripada dibilang berbicara dua arah, Foo lebih terlihat seperti bermonolog. Karena masing-masing anggota keluarga Kim lain malah sibuk dengan urusan masing-masing. Will sampai ketiduran.

"Pokoknya besok, kita abaikan Jonghee! Biar dia tahu rasa!" kalimat penutup dikumandangkan. Si peri terbang melayang ke dalam kamar melalui jendela di lantai dua. Sedangkan yang lain, tanpa memerdulikan Foo, meneruskan hidup tanpa tahu masalah yang menimpa mereka.


Fin

#OneDayOnePost
#ODOPBatch5

2 komentar:

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...