Manjadi Asing Kembali

"Apa kita pernah bertemu?" Seiji menghentikan langkah Kaena yang tengah berjalan ke arah dojo.

Tiga detik pertama tidak ada jawaban dari Kaena. Hanya tatapan penuh selidik. Kemudian dengan yakin gadis itu menjawab, "Tidak. Kita tidak pernah bertemu sebelum ini."


Ada ketidakyakinan dari wajah Seiji. Terlihat dari keningnya yang berkerut juga kedua alisnya yang hampir menyatu.

"Kenapa kamu bisa seyakin itu?" karena menurutnya, gadis di hadapannya ini sempat meragu.

Kaena terkekeh menanggapi pertanyaan skeptis Seiji.

"Yah, aku kira kamu itu 'dia', tapi sudah kubuktikan sendiri, kamu orang yang berbeda." Masih dengan senyum terkembang, Kaena menjawab seyakin jawaban pertama.

Ragu belum mau pergi dari wajah Seiji. Di sana, di relung hati terdalam, pemuda itu ingin menyangkal habis-habisan pernyataan Kaena. Membantah jawaban, mengutarakan kebenaran yang sesungguhnya. Sementara itu, sesuatu di kepalanya berkata lain. Bahwa benar yang dikatakan Kaena, mereka belum pernah bertemu. Mereka tidak pernah bertemu sebelum ini.

"Begitukah?" setelah detik-detik berlalu, mencipta talu di jantung Kaena, akhirnya Seiji mengeluarkan suara. "Kenapa aku merasa pernah bertemu denganmu?" sambung pemuda tersebut.

"Yah, tidak heran sih," sahut Kaena. "Kamu tahu, orang-orang sering bilang kalau aku itu mirip dengan salah satu member girlgroup Korea Selatan," lanjut Kaena setengah berbisik dengan gestur sebelah tangan menutup samping kanan bibirnya. Kemudian perempuan itu kembali terkekeh. Merasa lucu dengan guyonannya.

Berbalik dengan Seiji yang kian murung. Dia merasa, bukan itu yang menjadi alasan kenapa dia bisa mengenal gadis di hadapannya.

"Sudah yah, aku harus segera latihan. Sampai jumpa--" menggantung kalimatnya, tatapan mata Kaena menyiratkan pertanyaan tidak langsung.

"Seiji, Kaneshiro Seiji!" sambut Seiji yang mengerti arti tatapan Kaena.

"Oh, oke. Sampai jumpa, Seiji-san!" setelahnya, Kaena melambai sebelah tangan kemudian setengah berlari melanjutkan perjalanan. Sementara Seiji masih berdiri dengan bimbang.

Dia lupa menanyakan nama gadis tadi.

***

Sendu membayang di wajah Kaena. Gadis itu tidak benar-benar pergi ke dojo. Entah apa yang akan terjadi jika dia berlama-lama berdiri di hadapan Seiji. Mungkin dia bakal berteriak, menangis tersedu sambil menyerukan kata bodoh untuk Seiji.

Tapi Kaena tidak sampai hati. Biarlah mereka berdua seperti ini. Asing satu sama lain.
Masing dipandanginya lapangan basket dari lantai tiga gedung sekolah. Di balik jendela yang melindungi, tataoan Kaena tak pernah lepas dari Seiji. Juga, gadis yang selalu menemaninya.

"Dulu kita lebih dari sekedar kenal, Seiji-kun. Tapi melihatmu begini, menurutku kita tidak perlu saling kenal lagi."

FIN

#OneDayOnePost
#OdopBatch5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...