Andai Kamu Tahu

Kapan terakhir kali kita bertegur sapa?

Aku rasa sudah sangat lama sejak kali terakhir kamu menghubungiku. Atau memang salahku? Yang tak peduli sekitar, dan lebih mengutamakan yang kuanggap penting.

Aku tahu, aku seegois itu.

Maaf.

Ingatkah kamu saat kali pertama kita bertemu? Kita masih polos. Tidak tahu menahu soal bertarung tapi coba-coba terjun ke dalam perang. Cari mati sebenarnya. Kalau diingat lagi, aku jadi ingin menertawakan kebodohan kita di masa lalu.

Tapi itu bertahun-tahun lalu. Saat kita di penuhi dengan rasa penasaran tinggi. Tipikal anak kecil yang baru menginjak dunia nyata.

Perang silih berganti. Dan kita selalu turun untuk berpartisipasi.

Sayang, kita tidak pernah berada di satu tim yang sama. Seolah, seperti itulah seharusnya takdir kita.

Logan Herondale, pahlawan perang. Berita menyebar secepat penyakit endemik menjangkit banyak orang. Semua orang mengagumimu tentu saja. Tidak sedikit di antara mereka yang perempuan.

Fans nomor satumu, Purnama. Mendedikasikan diri sebagai pelindung Logan. Dari segala ancaman, juga serbuan perempuan.

Sepertinya hidupmu jadi lebih tenang dengan adanya Purnama. Atau sebaliknya.
Karena Purnama gencar sekali menjodoh-jodohkan kita. Sampai aku bingung mau menanggapinya seperti apa. Karena kamu ... seperti kalang kabut dibuatnya. 

Bukan karena masalah perjodohan tersebut. Tapi karena kamu tahu, Purnama sedang kesal padamu.

Ah, aku benci diriku sendiri.

Terlalu pasif. Tapi tak tahu harus menanggapinya bagaimana. Stereotif banyak orang membuatku sulit bergerak. Maaf.

Jadi aku diam saja.

Sampai kalian menjadi sepasang kekasih pun aku diam saja.

Bahkan, saat namaku muncul diprahara hubungan kalian pun, aku diam saja.

Maaf, bukannya aku tidak ingin ikut andil.

Aku bersyukur dapat jadi temanmu saja. Tempat kamu meminta bantuan, pertolongan, atau apapun di saat kamu kesulitan.

Tapi sepertinya, aku mulai menghilang dari peredaran. Kamu ... tak lagi membutuhkan aku.

Tapi aku tahu diri. Sudah ada Purnama yang melengkapi. Aku hanya salah satu orang yang datang, kemudian pergi.

Maaf.

Seharusnya, sebagai teman, aku tidak membuatmu bersedih sendirian. Harusnya, aku menemanimu saat Purnama tak pernah kembali ke akademi. Seharusnya, aku menghiburmu.

Seharusnya.

Bodohnya, aku hanya diam saja memerhatikanmu.

Menunggu.

Berharap kamu akan memanggilku.

Namun, aku terlalu berharap kamu akan melakukan hal tersebut. Siapalah aku.
Hanya teman masa lalumu.

Tapi, yang kubenci dari semua ini adalah, aku yang tidak pandai menjaga pertemanan kita.

Maaf.


Aku tidak pandai mengungkapkan perasaan. Hanya ingin mengutarakan rindu yang selama ini bersemayam di kalbu.

Andai kamu tahu.



#OneDayOnePost
#ODOPBatch5 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...