Feeling Better

Tubuh terhempas Jonghee menghantam pohon besar tak jauh dari tempatnya terlempar. Habis jatuh tertimpa tangga pula. Punggung remuk, wajah juga. Habis menghantam pohon wajahnya mencium tanah.

"Kalau kelamaan istirahat bisa bahaya loh," sambil berkata demikian, Gilgamesh datang bersama senjata melayang di sekitar. Siap menghajar Jonghee sampai jadi bubur kalau perlu.



Meringgis sambil menahan perih di sekujur tubuh, Jonghee berdiri, berlari sejauh mungkin keluar dari jarak serang Gilgamesh. Nahasnya, dia telat sepersekian detik. Meski tidak fatal, sisi kiri kaki, lengan kanan tergores tajamnya bilah tombak yang menghantam tanah kemudian.

"Kenapa? Mau menyerah? Tidak biasanya kamu mudah kalah seperti ini." Gilgamesh datang di antara kepulan debu yang tercipta karena hantaman beragam senjata dengan tanah tandus.

Jonghee masih berdiri, memegangi lengan kanannya yang tergores cukup dalam. Napasnya terengah, darah mengalir di pelipis kiri. Entah hantaman mencium tanah, atau senjata Gilgamesh yang tak sengaja menyasar sisi kiri wajah Jonghee.

"Yah, mau alasan kurang fit juga kamu nggak akan percaya."

Gilgamesh memiringkan kepala. "Yah, mau bagaimana lagi, kita itu berbagi energi kehidupan yang sama sih. Jadi aku sedikit banyak tahu tentang kondisi tubuhmu."

Jonghee mendecih. Meludahkan darah yang menggumpal di mulut. "Kadang aku benci dengan kenyataan yang satu itu."

Gilgamesh tertawa. Lahak. Sampai memegangi perut segala.

Laki-laki itu kalau sudah tertawa suka nggak kira-kira. Rasanya Jonghee pengen tendang dia sampai Mars saja.

"Nggak ada yang lucu," tukas Jonghee yang lama-lama empet dengar suara Gilgamesh.

"Bilang saja kalau kamu lagi galau." setelah mengendalikan diri, Gilgamesh menjawab dengan tatapan mengintimidasi.

"Galau apanya?" Jonghee memindah atensi. Tak ingin bertemu pandang dengan laki-laki di depan sana.

"Halah, nggak perlu berkilah. Ingat, kita ini saling berbagi. Termasuk isi kepala juga perasaan."

"Termasuk perasaanmu pada Altria?" Jonghee balik menyerang. Membuat Gilgamesh terdiam. Mereka satu sama.

Ada keuntungan juga kerugian dari ikatan yang menghubungkan keduanya. Jonghee dengan segala rahasianya dan Gilgamesh dengan semua perasaanya pada Altria.

"Kenapa nggak bilang aja sih?"

"Cih, kayak yang jujur aja."

Dua sama.

Tidak akan ada pemenang di antara keduanya kalau terus begini.

"Sudahlah, aku jadi hilang selera." Gilgamesh berlalu, melebur dalam titik-titik cahaya. Meninggalkan Jonghee dengan segala kegamangan yang ada. Juga luka-luka.

"Release," mantra pelepas dirapal. Tanah tandus menghilang berganti kebun dipenuhi rerumputan juga segala jenis bunga.

Jonghee mendesah. Lelah. Dengan segalanya. Termasuk hatinya yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Mungkin dia perlu berendam air hangat. Atau nonton. Atau jalan-jalan.

Apa saja yang bisa membuat perasaan lebih baik.

Fin
#OneDayOnePost #ODOPBatch5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...