Fighter Power

Sudah sejak lama Jonghee tidak berlatih. Kesehariannya dia habiskan dengan bermalas-malasan atau mengunjungi FloShop kalau sedang ingin. Kelimpunganlah Kim Jonghee saat fighter power melawan Kou Sosuke. Pemuda yang jelas dibawah levelnya, namun punya seribu cara buat menumbangkan siapa saja. Termasuk dirinya, Kim Jonghee.

"Ada apa Jonghee-san? Padahal pukulan saya belum cukup kuat, loh," pungkas Kou Sosuke yang berdiri pongah di hadapan Jonghee.


Pegangan Jonghee pada shinnai mengerat. Matanya menyorot tajam adam di hadapan meski napas berburu terengah. Kou Sosuke bukan lawan yang patut diremehkan. Sudah Jonghee buktikan sejak keduanya satu kelompok di medan pertempuran. Dengan banyaknya kelas yang Kou ikuti, pasti sudah banyak sihir yang bisa digunakannya untuk membentengi diri.

Nahasnya, medan yang dipilih untuk keduanya, tidak memungkinkan siapapun untuk menggunakan sihir. Murni keahlian semata. Benar-benar mental Jonghee sedang diuji.

Bagaimana caranya, tenaga perempuan yang dimilikinya bisa menjatuhkan Kou Sosuke yang notabenenya laki-laki?

Tenang Jonghee. Yang kamu harus lakukan adalah berpikir. Bukankah otak selalu selangkah lebih maju dibanding otot? Si Kim bermonolog dalam hati.

"Kakek yakin tidak mau mengerahkan semua tenaga yang kakek punya?" pancing Jonghee. Ini antara minta di bunuh sama bunuh diri.

"Saya tidak suka menyakiti perempuan sebenarnya."

"Ah, masa?"

"Kalau saya hajar kamu habis-habisan, saya nggak yakin bisa sampai pulang dengan selamat." sambil berkata begitu, Kou mengambil ancang-ancang. Siap melancarkan serangan.

"Padahal, siapa yang fansnya lebih banyak." meneliti pergerakan Kou Sosuke dengan seksama, Jonghee juga menyiapkan pertahanan guna menghalau serangan. Kalau bisa dan kalau Jonghee berhasil melewati serangan selanjutnya, Jonghee harus menyiapkan serangan balasan.

"Kalau baret-baret dikit, nggak masalah, 'kan Jong?"

"Ah, asal tidak pulang jadi mayat saja," balas Jonghee yang mulai bergerak menangkis. Karena belum genap Jonghee merampungkan kalimatnya, secepat kilat Kou mengincar sisi kiri tubuh Jonghee dengan ayunan diagonal shinnai dari atas ke bawah.

Kou Sosuke menggunakan sebelah tangan, kanan. Benar-benar meremehkan Jonghee. Maka, kala serangan datang, Jonghee bergerak meliuk, merunduk maju, berada di bawah jangkauan shinnai Kou Sosuke. Setelah berada cukup dekat dengan lawan--kelewat dekat sampai Sosuke muda terperanjat kecil, Jonghee mengayun shinnai yang berada di sisi kiri tubuh ke arah dada Kou Sosuke. Dari bawah ke atas dengan dua lengan. Bukan pamer teknik, tapi Jonghee ingin menunjukkan kalau dia serius dengan battle ini.

Keberuntungan Sosuke yang bukan manusia, membuatnya dapat bergerak lincah--cepat juga tepat. Hingga mungkin serangan Jonghee tak mengenainya sama sekali.

"Trik yang cukup bagus," kata Kou yang baru saja mendarat setelah melompat kecil ke belakang.

"Tapi itu aja nggak cukup buat numbangin kakek." Jonghee mengedikkan bahu dengan shinnai siaga di depan tubuh.

"Kamu jangan menyesal, yah." jelas-jelas Jonghee melihat Kou Sosuke menyeringai. Bodohnya, keterpanaan Jonghee jelas menurunkan pertahanannya sepersekian detik. Hingga memudahkan Kou buat menyerang Jonghee. Dengan dua tangan lagi.

Ah, gurauan Jonghee ditanggapi ternyata.

Satu serangan mengenai lengan atas kiri Jonghee. Cukup keras hingga membuatnya limbung ke kanan. Belum cukup, Kou Sosuke memutar pergelangan tangan, membuat shinnai dalam genggaman dalam posisi siap menyerang kembali. Dua serangan dengan sebelah lengan, kanan dan kiri. Dapat dipastikan bahu kiri juga lengannya memiliki lebam saat ini.

Bersyukur pakai shinnai, kalau samurai sungguhan, mungkin saat ini Jonghee sudah bermandikan darah.

Serangan pamungkas Kou Sosuke layangkan dengan mengayun pedang secara diagonal dari kanan bawah ke kiri atas. Dalam pertempuran sungguhan, Jonghee bakal menderita luka cukup fatal.

Jonghee terlempar dengan patat yang lebih dulu mencium tanah. Beruntung latar battle mereka di hutan bambu dengan tanah tak sekeras jalan aspal.

"Aduh, duh." remuk rasanya tubuh Jonghee sekarang.

"Kamu tidak apa-apa, 'kan Jong? Apa saya terlalu keras?" Kou Sosuke sudah berlari menghampiri Jonghee. Memastikan keadaan gadis itu baik-baik saja.

"Enggak kok kek. Malah aku senang. Aku harus rajin-rajin mengasah kemampuanku." Kou Sosuke mengulurkan tangan saat dirasa Jonghee sudah bisa berdiri.

"Terima kasih," sambut Jonghee yang dibantu berdiri.

"Tapi rasanya, saya tidak ada apa-apanya kalau sudah melibatkan level."

Jonghee terkekeh mendengar penuturan kelewat polos Kou Sosuke.

"Level nggak menjamin, kek. Kalau jarang berlatih yah percuma saja. Aku contohnya." Jonghee terkekeh bersamaan dengan alarm tanda berakhirnya fighter power.

Cahaya menyilaukan menyelimuti keduanya. Latar tempat mereka bertarung menghilang berganti tembok-tembok besi yang mengelilingi. Di sekitar keduanya, mulai bermunculan peserta fighter power yang lainnya. Kira-kira berjumlah tiga puluh orang termasuk Jonghee juga Kou Sosuke.

"Battle yang menyenangkan. Kapan-kapan, boleh yah saya sparing lagi sama kamu?"

"Tentu, kek! Nanti aku pasti sudah lebih kuat dari ini!"

"Tentu. Saya tunggu!"

Latihan selesai. Semua orang berbaur saling sapa juga bersenda gurau. Termasuk Jonghee. Tidak terlintas di benak mereka, pertarungan yang baru saja mereka alami.

Fin

#OneDayOnePost #ODOPBatch5

3 komentar:

  1. Wah, seru nih pertarungannya 😆

    BalasHapus
  2. Seruuu...
    Keren banget, wajib belajar sama Kak Cahya nih, mau ya ngajarin ^_^

    BalasHapus
  3. Aku juga ikut mba nia ya, di ajarin kak cahya 😂

    BalasHapus

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...