Review Suka-suka: Fate Aphocrypa

Karena harus mengejar ketertinggalan hutang postingan yang kurang, saya mau curhat aja. Fiksinya belakangan, hehe. Nggak curhat juga sih, ada info yang mudah-mudahan bermanfaat.

Oke, kali ini saya mau kasih ulasan versi saya--soalnya nggak berstruktur sama sekali alias suka-suka, wkwk.

Yang mau saya ulas, dararam, anime Fate Series, Fate Aphocrypa.


Saya cerita sedikit. Fate Series ini bercerita tentang perebutan Holy Grail atau perang Cawan Suci, sebuah alat pengabul semua keinginan. Yang mana, ada tujuh penyihir yang memanggil tujuh servant (heroic spirit) yang akan membantu mereka mendapatkan Cawan Suci ini.

Berbeda dengan seri-seri biasanya, Fate Aphocrypa yang berlatar sekitar sepuluh tahun lebih setelah perang suci kelima, mengundang empat belas servant dengan tambahan satu servant yang bertindak sebagai Ruler. Class diluar tujuh class yang disandang para servant lainnya.

Kayaknya bagian ini saya lupa jelaskan. Maklum masih amatir, hehe.

Tujuh servant yang dipanggil dibagi ke dalam tujuh kelas berbeda. Saber, Archer, Lancer, Rider, Caster, Assassin, dan terakhir Berserker.

Nah, karena di Fate Aphocrypa ini yang dipanggil ada empat belas servant, maka ada dua kubu yang memperebutkan Holy Grail. Tim Merah dan Tim Hitam. Dengan Ruler sebagai penengah.

Di tim merah ada Modred, Atalanta, Karna (Iya, dia Karna yang itu *o*)/), Achilles, William Shakespear, Semiramis, Spartacus. Sedangkan di tim hitam ada Siegfried, Chiron, Vlad II, Astolfo, Solomon Ibn Gabirol, Jack The Ripper, Frankenstain. Coba searching, ada kisah di balik nama-nama itu (ya iyalah).

Dengan pesan implisit yang oke punya, tak membuat penilaian saya terhadap anime ini naik. Tapi tetep saya tonton sampai akhir, haha.

Apa yah ... penyampaian ceritanya atau storyline nya nggak sekeceh seri Fate sebelumnya, Fate Zero juga Fate Stay Night UBW. Mungkin karena kebanyakan tokoh kali yah, jadi konsennya terpecah. Untuk battle, episode delapan sampai lima belas, gregetnya masih dapet. Tapi justru di episode menjelang akhir, gregetnya hilang gitu aja. Hm, tapi ini mungkin perasaan saya saja. Puncak itu nggak dapet.

Keinginan buat terus nonton sampai akhir, nggak sabar nunggu kelanjutannya, pun tegangnya, kayak menguap begitu aja di episode dalam sampai lima belas tadi.

Bertahan nonton karena ada Karna. Biarpun tetap harus kecewa karena Karna kalah gitu aja dari Siegfried. Sakit hati akutu.

Tapi secara efek sama komputerisasi yang oke punya, Fate Aphocrypa menang dari para pendahulunya, haha.

Dan cuma di Fate Aphocrypa, Cawan Suci berhasil mengabulkan keinginan Amakusa Shiro (ini siapa?). Sinopsis lengkapnya bisa baca di banyak web para pecinta anime, wkwk. Yaitu membebaskan manusia dari penderitaan dengan membuat manusia bahagia. Eits, kalau kamu nonton anime ini sampai akhir, kamu bakal mikir ulang buat mengiyakan pandangan seorang Amakusa Shiro.

Yah, sudah saya singgung di awal. Di luar gregetnya cerita ini, pesan yang disampaikan oke punya.

Karena saya penyuka suspense, anime ini berasa kurang menantang. Menurut saya loh, yah, haha.

Nah, sekian ulasan saya. Semoga memberi manfaat (enggak!).

Sampai jumpa diulasan selanjutnya, wkwk.

#OneDayOnePost #ODOPBatch5

1 komentar:

  1. Hmmm...
    Ow, Karna... :D
    Seru ya kayaknya?
    Udah lama gak nonton anime ;-)

    BalasHapus

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...