Keluarga?

Kadang, Karna berpikir, kenapa tidak sejak dulu dia mengakhiri hidup.

Motivasi apa yang membuatnya bertahan hingga sekarang.

Semasa kuliah dulu juga begitu. Buat apa dia susah-susah cari uang? Buat titel yang tidak terpakai sekarang? Atau membanggakan orang lain? Tapi siapa?


Karna tidak yakin keluarganya mau peduli pada hidupnya yang tidak tahu rimbanya.

"Oy! Ngelamun aja, ayo makan!" Jailani, menepuk pundak Karna yang sekeras batu karena tak ada lagi daging di sana.

Ceritanya, mereka sedang mengadakan pesta. Di kost-an Karna, dengan peralatan makan seadanya namun disertai menu yang luar biasa. Semua dibawa Jailani dari dapurnya.

Ada Madea juga Sekar. Mereka berdua yang memprakarsai ide ini. Katanya, Sekar baru saja berhasil menyelesaikan jahitan pertamanya. Sebuah kemeja laki-laki berwarna dasar hitam, dengan aksen merah di ujung lengan baju juga kerah leher. Katanya buat Karna.

'Aku mau kak Karna pakai itu nanti.' Tulis Sekar di note.

Hal yang membuat Karna mempertanyakan kehidupannya.

Untuk apa dan kapan dia akan memakai kemeja tersebut. Mengingat, dia sama sekali tidak pernah menggunakan kemeja. Cuma kaus dilapis sweater. Itu pun sudah buluk. Karna kelewat malas untuk membeli yang baru. Kalau tidak dipaksa Jailani juga Madea, mungkin dia sudah bertampang gelandang. Pekerjaannya juga tidak pernah menuntut Karna untuk berdandan rapi.

Jadi, sejak tadi, Karna melamun sembari memandangi buah karya Sekar.

"Ini, kamu harus makan banyak. Badan udah tinggal tulang doang juga." tahu-tahu, Madea sudah menyodori Karna sepiring nasi dengan banyak lauk di atasnya.

"Memangnya aku kuli. Kurang-kurangin!" Karna sudah akan mengalihkan sebagian dari isinya saat tangan Sekar menjegal tangannya. Gadis itu menggeleng dengan wajah memelas. Menyerahlah Karna meski tidak rela. Setengah hati disuapkannya sesendok nasi ke dalam mulut. Di sampingnya, Jailani menahan tawa. Membuat Karna kesal saja. Tapi dengan mulut penuh makanan, pemuda itu tidak bisa berbuat apa-apa.

"Besok ada interview di perusahaanku. Kamu datang, yah!" Madea memerintah, bukan meminta.

"Buat apa?" selesai menelan makanan, Karna menyahut dengan alis terangkat sebelah.

"Kamu itu, punya kemampuan dipakai dong!" Madea menyahut cepat. Sedikit nyolot. Sementara Jailani juga Sekar makan dengan tenang.

"Malas."

"Mau sampai kapan kamu malas terus?!"

"Perang rumah tangga dimulai," gumam Jay serupa desisan. Sekar yang ada di sampingnya menoleh. Tatapan matanya syarat pertanyaan.

Mengerti akan arti tatapan Sekar, Jailani melanjutkan, "Ayah, Ibumu ini, suka ribut kalau sudah bahas kerjaan," bisik Jailani yang malah didengar semua orang yang ada di sana.

Madea memandanginya dengan tatapan syok sementara Karna menatapnya sengit.

"Jay, kamu minta dihajar yah?"

"Siapa juga yang mau punya suami kerjaannya nggak jelas begini!" yang kedua menyahut itu Madea.

"Ck! Siapa juga yang mau punya isteri yang usianya dua kali lipat dari usiaku." desis Karna santai namun penuh ancaman.

"Hey! Tapi aku masih lebih kencang dari pada tante-tante gebetanmu itu!" Madea yang tidak terima, berseru cukup lantang.

"Masa?" tanya Karna sembari memasukkan sesendok nasi lain.

Wajah Madea merah padam hendak meledak.

"Tuh, kan. Apa kubilang," kata Jailani pada Sekar yang ditanggapi dengan kikikan kecil.

Madea menghela napas. Menyerah. Sedangkan Karna melirik ke arah Sekar lalu tersenyum kecil.

"Pokoknya besok datang saja. Kalau tidak, aku yang akan menyeretmu sendiri seperti tempo hari." titah Madea mutlak. Wanita tersebut sudah tidak tertarik dengan makanannya. "Dan kenakan kemeja itu. Aku akan mengirimkan sisanya."

"Kalau aku tidak mau?" Karna masih tidak setuju dengan usulan Madea.

"Sekar bakal tinggal denganku, suka atau tidak."

Giliran Karna yang menghela napas. Dia selalu lemah dengan segala hal yang berhubungan dengan Sekar. Dan Madea tahu itu.

"Kenapa--"

"Kita bahas nanti. Besok kamu harus lulus interview tersebut!"

Mata Sekar bergerak dari Madea lalu Karna. Kemudian kembali lagi pada Madea. Dia tidak pernah sesenang ini dalam hidupnya. Setelah berhasil membuat sebuah kemeja, dia senang melihat Karna juga Madea, akur dengan cara. Mereka sendiri.

FIN
#ONEDAYONEPOST #ODOPBatch5

4 komentar:

  1. Kehidupan baru, keluarga baru, sungguh menyenangkan. Ayo, Karna jangan malas lagi... setidaknya demi Sekar ^_^

    BalasHapus
  2. Bikin cerita seperti ini btuh waktu berapa lama mbak?

    BalasHapus

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...