Save The City: Epilogue? Last Part

Selasa, 14 Juni 2022

Kupikir, Edentria akan selamanya baik-baik saja sebelum kutulis catatan ini.

Medan sihir yang melindungi pulau, akan mampu menghalau sihir jahat yang ingin mengacau kedamaian Edentria.

Tapi, saat catatan ini dibuat, Edentria bergerak menuju ke kehancuran. Hanya beberapa orang yang benar-benar dapat diandalkan. Dan setengahnya adalah manusia.

Makhluk fana yang membutuhkan makan, minum, juga beristirahat.

Benteng yang kami temukan pun, tidak mungkin bertahan cukup lama. Kami harus keluar dari pulau. Atau mencari cara bagaimana merebut kembali pusat kota yang berhasil diduduki makhluk-makhluk menjijikan tak berperasaan.

***

"Jong, KA manggil buat kumpul!" Jonghee menyembunyikan buku catatannya saat Alvin berteriak memanggil.


"Iya, bentar!" Jonghee balas berteriak.

"Jangan lambat, putri tidur!" ledek Alvin.

Semenjak insiden Jonghee yang tertidur pasca diserang perempuan iblis, Alvin senang sekali meledeknya demikian.

"Awas kamu, Vin!" tak ada balasan yang terdengar. Hanya gelak tawa dari seorang Alvin Dyland bergema memenuhi udara. Diam-diam Jonghee tersenyum juga bersyukur. Setidaknya, masih ada saat-saat menyenangkan di saat genting.

***

Akademi berhasil dikuasai. Itu yang Jonghee dengar setelah bangun dari tidurnya (anggap saja begitu). Perempuan yang menyerang mereka, namanya Carmila, begitu kata KA. Salah satu vampir tertua dari ras perempuan. Motifnya belum jelas apa.

"Paling nyari daerah jajahan," jelas KA suatu kali dengan santainya.

Jonghee tidak diserang secara nyata, namun pikirannya dimanipulasi. Hingga mengalami serangan yang paling dia takutkan. Hancur menjadi serpihan, menghilang lalu terlupakan, memang sesuatu yang amat Jonghee takuti.

Sementara Akademi dikuasai, Pak Ori menawarkan Giganta sebagai markas sementara. Tempat paling dihindari se Edentria jadi naungan mereka. Selain Carmila yang tidak berani mendekat, keadaan hutan yang amat sangat rapat menguntungkan keadaan. KA dapat menyusun strategi untuk penyerangan kembali.

Biarpun jumlah siswa yang bisa diandalkan tidak sebanyak yang diinginkan, asal dengan taktik yang tepat semua bisa menjadi mungkin. Termasuk merebut kembali Akademi.
Entah kenapa, Jonghee merasa bersemangat.

Dia masih hidup. Itu yang paling penting. Dan dia belum siap berganti ras. Jonghee masih cinta jadi manusia.

Keluar tenda, Jonghee menemukan Alvin dengan senyum lebar seperti biasa. Biarpun dia hantu, tapi Alvin cukup nyata dan tidak tembus pandang.

"Siap buat pertempuran selanjutnya?"

Jonghee tertawa kering menanggapi pertanyaan Alvin. "Siapa yang melawan siapa?" tanyanya.

"Kamu dan yang lainnya, tentu saja."

"Makanya, kesempatan itu dimanfaatkan, bukan dilewatkan." Jonghee berjalan lebih dulu dari Alvin. Meninggalkannya dalam kerut kening ketidakmengertian.

"Hah?"

"Makanya naik level, jadi kita bisa tarung sama-sama."

Setidaknya, yang kemarin itu bukan akhir, melainkan awal.

Awal merebut kembali kejayaan Edentria dari tangan-tangan yang tidak seharusnya.

Fin
#OneDayOnePost #ODOPBatch5 #TantanganPekanVIIDay10 #BismillahLulus

1 komentar:

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...