Save The City: Epilogue? Part IX

"Kim Jonghee!"

'Aku mengantuk.'

"Kim. Jong. Hee!"

'Berisik!'

"Kalau kamu nggak mau bangun, aku cium yah?"

'Siapa?'

"Jong, serius dong!"

'Siapa?'

"Jong, kamu belum mati, 'kan?"


'Siapa?'

"Jangan-jangan kamu modus pengen saya cium lagi?"

'Hah?'

"Kim Jonghee!"

"Hentikan, Alvin! Kalau malah menyakiti Jonghee bagaimana?"

'Aku ... kenapa?'

"Udah hampir tiga hari, Gan! Kamu nggak ngira dia kenapa-kenapa?"

'Seseorang ...,'

"Meneriakinya nggak membantu apa-apa, Vin!"

"Terus apa yang bisa aku lakukan? Apa yang bisa kalian lakukan?! Hah! Bahkan sihir healing Candy nggak berguna sama sekali!"

'Tidak ... jangan ...,'

"Alvin."

'Celia?'

"Ah, sudahlah."

'Alvin.'

"Kamu pasti tidur, kan Jong! Kamu cuma pura-pura, 'kan? Awas aja kalau sampai nanti kamu beneran pura-pura tidur, saya nggak bakalan nanya kamu lagi! Nggak mau kenal kamu lagi!"

Jeda cukup lama sejak suara Alvin menggema di udara. Tak ada yang berani bersuara. Baik Logan Herondale, Celia Palmer, Candy Daisy, pun para pengajar di Akademi.

"Alvin, ikut saya sebentar." sejak kedatangannya, Kepala Akademi Runako tidak banyak berbicara. Pun perihal yang menimpa akademi, tak ada penjelasan berarti dari beliau.

"Kalau saya tidak mau?" balas Alvin menantang KA dengan dagu terangkat. Posisinya betah berada di samping tubuh terbaring Jonghee.

"Saya serius, Vin. Keadaan Jonghee ... meski tidak bisa digapai logika, tapi beginilah adanya. Sama halnya dengan keberadaanmu di dunia ini. Tidak logis, tapi kita semua bisa menerimanya."

Lengan Alvin mengepal mendengar penjelasan singkat KA Runako. Bagaimanapun, dia sekarang hanyalah hantu. Makhluk astral yang tak memiliki tubuh. Berbeda halnya dengan Jonghee yang memilikk tubuh namun tak ada jiwa di dalamnya.

"Bagaimana jika dugaan Anda salah, KA-nim? Bagaimana jika Jonghee, tidak berpindah dimensi seperti yang dikatakan Bu Fat sama Miss En? Bagaimana jika Jonghee masih berada di antara kita?"

KA Runako menghela napas. Tangannya yang bebas menggeplak kepala Alvin Dyland. Medan sihir yang mengelilingi pulau Edentria, membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Termasuk memukul hantu.

"Nggak usah lebay, kamu!" tegur KA. "Kita punya En yang ahli dimensi, punya Fatima dalam hal lacak-melacak. Cuma butuh waktu. Kamu tunggu. Nggak usah drama."

Alvin memegangi kepala dengan mata berkaca-kaca juga mulut cemberut. "KA nggak seru, nih! Kalo nggak drama, hidup nggak akan berwarna!"

Kalau di anime-anime, mungkin saat ini sudah ada tiga sudut siku-siku saling membelakangi di kepala KA. "Vin, kamu mau mati dua kali?"

"Ampun KA!"

Alvin berbalik, sambil memegangi kepala. Menghadap tubuh terbaring Jonghee. Menunggunya seperti tadi.

"Ijong, cepet balik dong! Nggak kasian sama saya apa?" racau Alvin nggak karu-karuan.

Di belakang, orang-orang yang tadi mencegahnya geleng-geleng kepala. Kelakuan Alvin Dyland memang sesuatu.

"Kamu, akrab sekali sama Jonghee yah?" Logan Herondale, yang sudah kembali normal, duduk di samping Alvin menunggui Jonghee.

"Jelas, lah! Jonghee itu sahabat saya sejak di Floshop," jawab Alvin sewot.

"Ah, begitu yah." Logan menjawab seadanya. Mau bagaimana lagi. Dia juga Jonghee, sudah cukup jauh.

"Dia juga masih nganggap kamu sahabat kok." Sahut Alvin buru-buru.

"Syukurlah," jawab Logan singkat.

"Berisik kamu!" Alvin kena damprat dua kali. Yang sekarang diwajah, pelakunya Kim Jonghee.

"Ijooonggg!!!" Alvin teriak, nyaris memeluk Jonghee.

"Katanya tadi mau pura-pura nggak kenal?"

"Jadi kamu beneran pura-pura tidur?"

"Eung~ enggak juga sih."

"Terus kenapa bisa denger?"

"Yah, denger aja."

"Bohong kamu!"

"Terserah," Jonghee mendesah, lelah. Kebanyakan tidur membuat fisiknya lemah. Malas mendebat apa-apa.

"Eh, Log, kamu ... nggak apa-apa?"

"Logan aja yanh ditanya, saya enggak?"

Belum sempat Logan membuka bibir, Alvin kembali menyambar.

"Kamu mah, udah bawel berarti udah nggak apa-apa."

"Ijong gitu yah," Alvin memberenggut, sementara Jonghee tergelak senang.

Logan diam memerhatikan. Cukup senang semuanya baik-baik saja. Setidaknya, sampai saat ini.

Fin
#OneDayOnePost #ODOPBatch5 #TantanganPekanVIIDay9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...