Save The City: Epilogue? Part VI

Tidak sulit menemukan pak Orion. Pun tidak ada kelelawar yang menghadang. Sepertinya tempat yang mereka incar memang akademi. Jonghee jadi keingatan kata-kata Pak Euijin. Bahwa akademi, satu-satunya pertahanan terakhir Edentria.

"Pak Ori!!" teriak Jonghee masih di atas punggung si grifiin Will.

Yang dipanggil mengalihkan perhatian. Matanya menyipit memastikan penglihatan.

"Oy! Jong!" katanya sambil melambai-lambai tangan.


Jonghee meminta Will buat turun mendekati Pak Orion. Setelah turun, gadis tersebut berlari mendekat. Bosan juga teriak-teriak.

"Pak, di sini sudah aman?" di atas tugu patung pendiri Salvatore, Pak Ori melambai tangan ke arah masyarakat Salvatore yang berduyun rapi meninggalkan kota. Bangga dengan hasil kerjanya. Sepertinya Setra juga nggak jauh berbeda.

"Gawat, pak! Akademi diserang habis-habisan!" lapor Jonghee berapi-api. "Ada lubang miring  lubang cacing pak. Lubang itu yang kirim banyak pasukan kelelawar. Bapak nggak bisa apa nutup lubangnya?" sambil kedua tangan mengepal erat di udara, Jonghee jelaskan situasi dan kondisi terkini.

"KA sama En belum datang, Jong?"

Kaki Jonghee menghentak-hentak. "Kalau sudah ada, ngapain aku cari Pak Ori?"

Pak Ori mengangguk-angguk. "Ayo ke Akademi, Jong!"

"Bu Fat, gimana Pak?"

"Harusnya dia udah selesai juga. Heran, mereka nggak nyerang kota lain selain Akademi?"

Jonghee tengah kembali menaiki Will saat pernyataan Pak Ori mengusik benaknya.

"Karena akademi, pertahanan terakhir pulau ini."

Pak Ori sepertinya cukup tertegun dengan pernyataan tiba-tiba Jonghee. Apapun yang sedang dilakukan pak Ori, Jonghee berhasil menghentikannya. Tangannya mengambang di udara.

"Kalau benar yang mereka incar akademi, ini bukan sekedar gawat, Jong. Tapi super gawat!"

Apapun yang dibuat pak Ori, kemampuannya itu telah memudahkan beliau berselancar di udara. Jonghee mengejar semampunya. Setelah diminta, Will kembali mengepakkan sayap, berkaok kemudian terbang tepat di belakang pak Ori.

***

Keadaan ternyata benar-benar di luar kendali. Lubang yang semula Jonghee perkirakan berdiameter tiga meter, melebar jadi hampir lima kali lipatnya. Parahnya, selain monster kelelawar yang makin banyak, teman-temannya jadi tidak terkendali. Mereka-mereka yang memiliki ras creature kian meliar.

"Pak Ori...," pertanyaan Jonghee tidak tergenapi. Pak Ori lebih dulu diserang pak Euijin.

Iya, pak Euijin yang itu. Yang datang bersama Jonghee kemari. Gadis tersebut sampai tertegun. Wujud yang dilihatnya, bukan wujud yang dikenalinya tempo hari.

Kedua matanya merah sempurna. Bukan sebelah seperti biasanya. Seperti ... wujud iblisnya menjadi lengkap sempurna.

Belum juga Jonghee mencerna situasi seseorang menyerangnya dari arah kiri. Tanpa suara, tanpa hawa keberadaan. Sampai membuat Jonghee kecolongan. Sebuah luka tercipta dari bahu kiri ke dada. Sang pencipta luka, Logan Herondale tersenyum mengerikan dalam wujud aslinya.

Masih dengan belati yang sama, Logan ayun dari atas ke bawah. Jonghee menjegal pergelangan tangan pemuda tersebut, kemudian menendang perut Logan sekeras mungkin hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Napas Jonghee terengah, namun sepertinya tidak bagi seorang Logan Herondale.

"Jong, buat mereka pingsan!" mendengar penuturan Pak Ori, Jonghee menghela napas kasar.

Bagaimana caranya membius banteng dengan suntikan biasa.

Oke, itu hanya perumpamaan saja. Jonghee memang sedikit berlebihan. Tapi serius, dia manusia, perempuan lagi. Menghadapi manusia biasa saja dia kadang kelimpungan, ini melawan yang bukan manusia tapi berwujud manusia, temannya lagi, Jonghee bisa apa?

Jonghee cuma bisa berdoa. Semoga dia nggak lepas kendali. Nggak asal bacok atau sambet pedang sana-sini. Biar bagaimanapun Logan adalah temannya. Nggak mungkin Jonghee buat dia babak belur sampai nggak berwujud cuma buat dia nggak sadarkan diri.

Fin
#OneDayOnePost #ODOPBatch5 #TantanganPekanVIIDay6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...