Childish Master (2)


(Tantangan Fiksi: Deskripsi)

Hutan bambu yang menjadi medan fighter power kali ini tidak menguntungkan sama sekali bagi Jonghee. Lembab tanah serta becek dimana-mana membuatnya terjatuh berkali-kali. Bahkan sedetik setelah menghantam tanah, tanpa sempat menghela napas, Jonghee sudah dikejutkan dengan serangan lanjutan. Sebuah sepatu berada tepat di depan wajahnya. Kalau saja dia tidak segera berguling ke samping kanan, mungkin bakal ada cetak sepatu di wajahnya. Tidak elit sama sekali. Nahasnya, Jonghee tidak memerkirakan jarak antar pohon bambu yang berakibat buruk pada tubuhnya. Tapi masih untung menghantam pohon ketimbang terus berguling lalu berakhir melayang bebas ke jurang. Jonghee mengaduh, namun tidak punya cukup waktu buat merajuk. Hey, dia punya musuh buat dikalahkan.

Akibat hilang konsentrasi dan tidak waspada membuat Jonghee kena batunya. Gadis tersebut terkena mantera. Parahnya, mantera kutukan.  Sembari menerima beragam serangan fisik setelah berhasil berdiri sebelum kena hantam kaki lagi, Jonghee memikirkan jalan keluar atau lebih tepatnya, cara mematahkan kutukan yang disarangkan padanya. Tapi apa?! Serangan fisik? Jangankan menyerang balik, terkena kutukannya saja, Jonghee sudah sesak rasanya. Tubuhnya serasa habis dihantam truk tronton, biarpun dia belum pernah ditabrak truk tronton. Jatuh dari lantai dua kayaknya lebih tepat menggambarkan kondisi tubuh Jonghee saat ini. Dan semakin lama kutukan itu bersarang ditubuhnya, makin sakitlah badan Jonghee.

“Jong, kalau kamu nggak ngelawan, kamu bisa mati loh,” kata si kakek tua Kou Sosuke. Jangan percaya tampangnya yang awet muda begitu! Begitu-begitu juga Kou Sosuke umurnya sudah lebih dari seribu tahun (kayaknya).

Serangan Kou Sosuke—si pemberi kutukan—terhenti. Pedang bambu a.k.a shinnai yang digunakannya buat menyerang Jonghee habis-habisan sejak tadi menggantung di sisi kanan tubuhnya. Tangannya yang lain berkacak pinggang. Santai sekali, heh! Ingin rasanya Jonghee melumat kakek itu, sayangnya dia bukan zombi, bukan juga werewolf. Dia manusia biasa yang bercita-cita jadi knight padahal kemampuannya cetek sangat. Jangankan bertarung pakai senjata, tangan kosong saja Jonghee babak belur. Jadi ingat battle ecek-ecek yang dia adakan sendiri di West Beach. Kalau tidak salah, Jonghee pulang bawa luka. Di pinggang lagi.

Tapi sepertinya kali ini Kou Sosuke serius bertarung. Padahal, tempo hari kakek tua itu masih pakai hati. Bilang bisa dirajam anak Sunrise kalau Jonghee pulang babak belur. Halah, pencitraan! Awas saja, nanti Jonghee lapor Candy.

Jonghee meludah ke samping kanan. Bibirnya sobek kena hantam ujung pegangan shinnai. Rasa darah di mulutnya menganggu sekali. Punya sihir restorasi tidak berguna buat diri sendiri, how masokis sekali.

Setelah genap berdiri, Jonghee menumpu punggung ke sepatang pohon bambu. Memegangi sebelah lengannya yang nyaris patah. Kena injak kakek kalau ingatan dia masih bagus. Jonghee masih tidak mengerti, bagaimana bisa Kou Sosuke senafsu ini menghajarnya di ajang Fighter Power bulanan. Jonghee punya salah? Punya hutang? Apa si kakek tua ini sedang pms? Hm. Jonghee jadi penasaran.

“Kakek udah siap kena hajar anak Sunrise?” tanya Jonghee pakai nada sedikit dibuat manja. Sedikit loh, yah.

Kou Sosuke tersenyum tipis. Bahkan nyaris tertawa. Matanya sampai sipit pula. “Nggak apa-apa, nanti saya kutuk juga mereka,” jawabnya.

Alamak! Mimpi apa Jonghee semalam sampai bertemu lawan begini.

Kursor di layar berkedip-kedip. Menanti pergerakan jemari yang mengomandonya mencipta sederetan kata. Sepuluh detik berlalu belum ada tanda-tanda tuan mau melanjutkan tulisan (dalam hal ini ketikan) yang tengah dia kerjakan. Menghela napas, tuan mengklik ikon save, lalu mengeluarkan lembar kerja yang sejak tiga puluh menit lalu menyita atensinya. Hah, beginilah kalau punya tuan selabil anak abg. Baru beberapa paragraf dia sudah kehilangan minat. Bukan sekali dua kali. Banyak lembar kerja yang baru separuh dia kerjakan dan sepertinya belum ada niat buat diteruskan.
Rasa-rasanya aku mengerti kenapa tuan banyak mengetik jenis tulisan seperti ini, juga koleksi buku-buku di kamarnya. Sepertinya tuan terobsesi sekali jadi manusia dengan beragam kemampuan superpower. Pengaruh games? Sepertinya tidak.

Pssst, aku punya rahasia. Jadi tuanku ini sudah ikut ajaran sesat bertahun-tahun. Bukan sesat yang seperti itu loh. Tuan ikut rolepalyer yang mengharuskan dia menciptakan sebuah karakter lalu memainkan peran karakter yang diciptakannya tersebut. Nama karakternya? Tidak perlu aku jelaskan, semua orang juga pasti sudah tahu. Selain dituntut memainkan karakter, tuan juga dituntut buat mengerti hal-hal di luar nalar manusia. Termasuk sihir-sihiran. Heung~ aneh-aneh saja. Mana ada battle-battleannya juga lagi. Sudah seperti sekolah di novel Harry Potter saja.

Karakternya ini sekarang sudah level lima. Padahal kemampuan menulisnya nol besar. Apalagi jika harus menulis scene battle. Heu, kelihatan sekali level tidak memengaruhi kemampuan menulis.
Lalu, apa dong yang berpengaruh dari keikutsertaannya dalam roleplayer ini? Hm, kalau menurutku sih berpengaruh pada style menulisnya. Ide-idenya juga scene belibet yang dibuatnya. Sayangnya, tuanku betah-betah saja tuh. Dasar, manusia!

Tuh, lihat! Tuan bukannya mengerjakan tugas tantangan malah guling-guling tidak jelas. Kapan dia mau tobat?

#OneDayOnePost #ODOPBatch5 #TantanganFiksi #PekanI #Ganbatte

6 komentar:

  1. Keren kok deskripsi scene battlenya.. Ayo bikin cerita fantasi mbak..biar aku belajar sekalian gimana bikin cerita genre fantasi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaa~~~ ><
      Ayo belajar bareng~ ><
      Aku masih kaku banget ini, huhu u.u

      Hapus
  2. Hahaha...
    Makin keren aja si Teteh satu ini ya ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetep belum bisa seluwes kamu, huhu~ u.u

      Makasih udah mampir~ ><

      Hapus
  3. Tuan ayo dikerjain tantangannya jgn cuma guling-guling ga jelas 😂😂😂😂 nah petualangan jonghee return 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muehehe~ XD
      Aku ngga bisa bikin deskripsi diri bun~ puyeng~ ><

      Hapus

Asperger, OCD, dan Arsitektur

Judul : Garis Lurus Penulis : Arnozaha Win Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Halaman : 296 halaman Blurb: Tidak banya...